Experiential Learning – Cara Belajar Sesuatu Melalui Pengalaman Bermain

Pernahkah Anda mendengar konsep yang disebut dengan experiential learning? Model pembelajaran ini sering juga disebut dengan game based learning? Penasaran apa itu? Silakan anda simak pada artikel berikut ini ya! Mudah-mudahan dapat dipahami.


Apa itu Experiential Learning?

(notes: pembahasan dan definisi ini saya buat dalam konteks dunia training / pendidikan informal)

Secara definisi experiential learning didefinisikan sebagai:

Process of learning through experience, and more specifically defined as “learning through reflection of doing”

Jadi artinya secara umum dalam Bahasa Indonesia adalah belajar melalui pengalaman. Seringkali pembelajaran didapat dari hasil refleksi ketika melakukan suatu tindakan. 

Seperti yang kita ketahui sebenarnya ada berbagai macam cara untuk belajar, misalnya saja:

  • membaca buku atau menonton video
  • mendengarkan sebuah presentasi
  • mengerjakan tugas atau praktek langsung
  • dan masih banyak lagi cara – cara yang lain

Nah, belajar menggunakan pendekatan experiential learning berarti peserta akan belajar langsung dari pengalaman (biasanya dalam bentuk sebuah game yang didesain khusus untuk pembelajaran tersebut). Jadi selama pembelajaran mereka tidak hanya duduk diam mendengarkan presentasi saja melainkan terlibat aktif dalam sebuah aktivitas.

Makna pembelajaran sendiri sering didapat pada saat proses debrief / refleksi (bisa terjadi di tengah atau di akhir game). Pada saat ini peserta mulai menganalisa dan merefleksikan apa yang mereka pikirkan dan lakukan selama bermain game tadi. Di sinilah sering timbul pencerahan yang munculnya dari dalam diri sendiri.

Mengapa pembelajaran ini bisa efektif?

Satu quote yang bisa menggambarkan keefektifan metode pembelajaran dengan menggunakan experiential learning adalah:

How You Do Anything is How You Do Everything

 Seringkali ketika bermain game, apa yang kita pikirkan dan lakukan saat itu mencerminkan juga cara kita berpikir dan bertindak dalam dunia nyata. Atau singkat kata, perilaku kita ketika bermain game = perilaku kita sesungguhnya

Oleh karena itu pembelajaran dengan experiential learning ini sangat cocok untuk merefleksikan cara berpikir dan bertindak kita selama ini. 

Selain itu pembelajaran menggunakan experiential learning juga cocok digunakan untuk men-test pemahaman atau aplikasi sebuah konsep.

Ketika Anda mengajarkan sebuah konsep belum tentu peserta mengerti atau mampu menerapkan konsep tersebut. Dengan menggunakan game maka Anda bisa mentest pemahaman serta bagaimana peserta mengaplikasikan konsep tersebut secara praktek. 

Nah, jadi itulah tadi scope, definisi dan mengapa pembelajaran menggunakan experiential learning bisa efektif.

Contoh Experiential Learning

Mungkin sampai di sini Anda masih belum memiliki bayangan seperti apa sih yang dimaksud dengan experiential learning. Supaya lebih jelas dan ada gambaran, berikut saya berikan dua contohnya.

Contoh pertama adalah sebuah pembelajaran melalui sebuah game yang relatif simple (sifatnya untuk mengasah skill), sedang contoh kedua adalah pembelajaran melalui game yang lebih kompleks.

Contoh #1 Game Election Night

Game election night ini tujuannya adalah untuk melatih para peserta menyusun dan membawakan sebuah presentasi persuasif.

Perbandingan dengan Pendekatan tradisional

Pendekatan tradisional dalam belajar presentasi persuasif adalah dengan memberikan tips, trik atau strategi kepada peserta melalui sebuah pemaparan / presentasi. Misalnya saja peserta diberikan tips – tips berikut:

  • Outline dan penyusunan poinnya seperti apa
  • Menggunakan logika, emosi dan kredibilitas untuk meyakinkan orang
  • Meminta mereka untuk praktek (jikalau ada sesi prakteknya)


Pendekatan menggunakan Experiential Learning

Sebagai fasilitator, di awal Anda memberikan tips simple tentang seperti apa sebuah presentasi persuasif yang baik (cukup singkat saja). Setelah itu Anda bisa memberikan tugas kepada tiap peserta dengan menggunakan tema / skenario seperti contoh berikut.

Tiap peserta akan menjadi calon presiden yang akan menampilkan pidato kampanye. Mereka diberikan waktu untuk mempersiapkan dan menyuguhkan pidato mereka. Saat mereka tampil kurang lebih inilah setting yang ada:

  • Ada sebuah podium dan mic di tengah ruangan
  • Kondisi ruangan gelap dengan hanya ada satu lampu sorot mengarah ke calon presiden
  • Mereka wajib berpakaian formal (jas atau bahkan tuxedo)
  • Fasilitator di belakang siap memainkan audio ribuan orang tepuk tangan (jika pidato Anda bersemangat dan membara) atau suara jangkrik krik krik (jika pidato Anda flat dan boring) 🙂

Atau kurang lebih suasananya adalah seperti foto berikut ini:


Pendekatan menggunakan experiential learning tentu akan menimbulkan atmosfer dan pengalaman yang jauh luar biasa untuk para peserta. Pengalaman yang didapat ketika menyampaikan pidato kepresidenan tersebut tentu akan lebih membekas. 


Contoh #2 Game Primal Drive

Game Primal Drive adalah game yang saya ciptakan sendiri (sambil nulis ini saya senyum – senyum bangga 🙂 ) yang mengajarkan bagaimana seseorang harus berkontribusi untuk kepentingan organisasi sambil di saat yang sama juga memenuhi kepentingan pribadinya. 

Game ini sendiri cukup kompleks karena dalam satu game ada beberapa hal yang langsung diajarkan yaitu:

  • Kemampuan menentukan prioritas
  • Kemampuan berkomunikasi asertif
  • Kemampuan bernegosiasi
  • Kemampuan mengambil keputusan dengan tegas

Jadi seperti apa sih gamenya?

Sebenarnya gamenya cukup kompleks, saya akan deskripsikan secara singkat menggunakan tulisan berikut supaya Anda ada gambaran besar:

  • Peserta akan dibagi menjadi kelompok beranggota 5 orang. Kelompok ini nantinya akan disebut factory / pabrik yang akan dikepalai oleh seorang factory head (yang berasal dan dipilih oleh anggota kelompok itu sendiri)
  • Tiap factory head nanti akan menerima target produksi bulanan (1 ronde mewakili 1 bulan) yang harus dipenuhi. Anggap saja target produksi ini adalah kepentingan organisasi
  • Tiap anggota kelompok juga akan merima kartu kebutuhan keluarga berisi kebutuhan pribadi / keluarga mereka sendiri.
  • Setelah itu ronde akan dimulai dan para peserta akan mulai “berproduksi” (dengan menggunting – gunting) untuk memenuhi baik target produksi pabrik maupun kebutuhan pribadi mereka sendiri.

Jadi di mana pembelajaran game primal drive ini?

Pembelajaran akan terjadi ketika jumlah resources atau waktu yang ada tidaklah mencukupi. Manakah yang akan diprioritaskan peserta, kepentingan organisasi ataukah kepentingan pribadi?

Sudahkah para peserta saling berkolaborasi dan berkomunikasi untuk mampu memenuhi kepentingan mereka masing – masing? Mengandalkan diri sendiri tanpa berkomunikasi & kolaborasi tidak akan mampu mencapai tujuan

Apakah factory head mampu me-manage anggotanya dengan baik dan efektif? Tidak efektif atau tidak mampu membuat keputusan yang tegas akan membuat target tidak tercapai

Apakah baik factory head atau anggota tim mampu bernegosiasi dengan pimpinan perusahaan? misal: untuk meningkatkan kapasitas produksinya, value produk yang mereka hasilkan, penambahan resources dll

Dan banyak hal – hal lain yang dapat dipelajari dari game / simulasi ini

Game ini sendiri sekarang menjadi hightlight dari training “Communication Made Easy” saya. Ketika game ini berlangsung, energi di ruangan sangatlah tinggi, bahkan peserta akan berlari – lari, berebutan, dan fokus produksi untuk memenuhi target produksi mereka.

Sharing dari para peserta tentang pembelajaran yang didapat setelah bermain game juga sangatlah luar biasa.

Ada peserta yang berkata bahwa di game itulah mereka pertama kali merasakah atmosfer berkolaborasi dan berkomunikasi secara intens dalam tim. Sesuatu yang setelah itu akan mereka bawa dan tularkan ketika kembali ke pekerjaan mereka.

Nah, saya harap dari dua contoh di atas Anda sudah mulai mendapat gambaran besar tentang bagaimana penerapan konsep experiential learning dalam mengajarkan sebuah konsep.

Akan tetapi memang untuk benar – benar merasakannya, paling pas adalah dengan mengalami sendiri secara langsung. Hehe.. namanya saja experiential learning (jadi mustinya memang harus dialami).

Sumber : https://david-pranata.com/experiential-learning/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Experiential Learning – Cara Belajar Sesuatu Melalui Pengalaman Bermain"

Posting Komentar